Dalam sambutannya di awal acara, Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Ambariyadi Wijaya, mengapresiasi Kampung Tangguh Semeru sekota Probolinggo yang telah ikut berperan sebagai mitra Polri dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dampak wabah Covid-19. Beliau memberikan motivasi kepada seluruh relawan agar selalu menjaga semangat mereka dan terus berperan secara aktif di tengah masyarakat.
Hadir sebagai pemateri dalam diskusi tersebut, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kota Probolinggo Dr. Intan Sudarmadi, Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Wiwit Indrawati, dan Pengasuh Ponpes Roudlotul Muttaqin K.H Ahmad Tajul Mafakhir, yang juga dikenal dengan nama Gus Tajul. Kegiatan diskusi ini juga diisi oleh kesaksian seorang pasien sembuh Covid-19 di Kota Probolinggo, di mana dia bercerita tentang pengalamannya saat menderita penyakit yang sangat menular tersebut.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Intan Sudarmadi, berkisar tentang asal-usul, penularan, dan pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Beliau mengajak seluruh relawan untuk selalu waspada dan menerapkan protokol kesehatan mengingat wabah ini masih belum juga berlalu, sementara vaksin masih belum ditemukan.
Sedangkan, Wiwit Indrawati secara khusus mengapresiasi kesediaan pasien sembuh Covid-19 untuk hadir dan berbagi pengalaman dalam forum tersebut. "Dari tiga puluh mantan pasien yang saya hubungi, hanya beliau yang berani dan bersedia memberikan kesaksian," ungkapnya, yang disambut oleh tepuk tangan seluruh peserta, saat menyoroti adanya stigmatisasi terhadap penderita Covid-19.
Beliau memaparkan bahwa stigmatisasi, yang umumnya berujung pada pengucilan penderita Covid-19 di lingkungan masyarakat, sangat merugikan. Masyarakat menjadi semakin tidak terbuka dan merasa takut untuk diperiksa kesehatannya, sehingga menyulitkan upaya identifikasi dan pencegahan penyebaran penyakit tersebut di tengah masyarakat.
Peserta forum juga mendapat siraman rohani dari Gus Tajul, yang berbicara tentang musibah wabah Covid-19 dari berbagai perspektif agama. Beliau menjelaskan bahwa musibah akan terjadi pada umat manusia apabila mereka mengubah tatanan ilahiyah yang sudah dikaruniakan "by default" oleh Sang Pencipta, sebagaimana yang dimaksud dalam QS Ar-Ra'd ayat 11, yang berarti “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada mereka”. Dengan ayat itu pula, Gus Tajul secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk bersama-sama menerapkan kebiasaan baru berupa protokol kesehatan, karena untuk musibah kesehatan seperti wabah Covid-19 ini diperlukan adanya upaya dan inisiatif untuk mengatasinya.
Forum Group Diskusi ini diakhiri dengan acara tanya jawab antara peserta dengan pemateri. Salah satu pertanyaan diberikan oleh Ketua Kampung Tangguh Semeru Sumber Wetan, Hermanto, terkait perlu atau tidaknya pemeriksaan kesehatan ulang bagi pasien Covid-19 setelah menjalani masa Isolasi Mandiri. Menjawab pertanyaan tersebut, Wiwit memaparkan bahwa prosedur yang berlaku saat ini tidak mewajibkan cek kesehatan bagi pasien isolasi mandiri yang sudah menjalani masa isolasinya tanpa menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan.
Menutup forum diskusi, Dr. Intan memberikan satu buah pertanyaan kepada peserta terkait materi yang dia sampaikan sebelumnya, yaitu apa yang dimaksud dengan protokol "McD" (baca: mekdi), dengan iming-iming door prize bagi peserta yang menjawab dengan benar. Penulis, yang hadir mewakili Kampung Tangguh Semeru Sumber Wetan, spontan mengangkat tangan dan menjawab, "Memakai Masker, Cuci tangan, Distancing (Jaga jarak)".
Lumayan, dapat face shield gratis. :D
Komentar
Posting Komentar